Kalo di Islam, Ibadah yang paling gampang dilakukan adalah senyum apabila bertemu dengan orang lain. Jika bertemu di jalan dengan teman di jalan kita senyum, di angkot juga kalo bertemu dengan orang yang kita belum kenal juga senyum, pokona mah senyum wae, asal jangan 24 jam senyum terus-terusan, nanti disangka baru sembuh lagi dari Grogol :P.
Mengapa senyum itu penting dan membuat awet muda, karena dengan tersenyum kita hanya membutuhkan kurang lebih sekitar 100 otot diwajah tampan atau cantik yang kita punya(pasti yang baca ke-geer-an neah, hehehe), namun lain halnya kalo kita sedang marah, otomatis wajah kita pun jadi cemberut bin cembetut kan, maka otot di wajah pun lebih banyak dua kali lipatnya yang dipergunakan sehingga katanya sich kita bisa cepat tua neah.
By the way Senyum juga menjadi cara yang sangat efektif untuk mencairkan suasana di ruang kelas, contohnya ketika guru datang memasuki ruang kelas diharuskan yang pertama dilakukan adalah meampilkan wajah yang ceria disertai senyuman kepada siswa-siswanya agar siswa selalu merasa bahwa kita adalah orang yang ingin mendidik dan mengajarnya bukan disangka algojo yang ingin memenggal kepala terdakwa yang ingin dihukum mati (kebayangkan kalo guru tiap masuk kelas wajahnya cemberut teu pararuguh jadi hampir sama tuh ma algojo:P)
Tetapi senyum juga bisa menjadi sebuah hal yang memiliki sisi ambiguitas apabila ada siswa yang menganggap bahwa senyum yang kita berikan itu dimaknai sebagai cari muka atau istilah kerennya mah tebar pesona. Ini kondisi yang parah padahal mah kita lakukan senyum untuk mengakrabkan diri antara guru dengan siswa tapi di lapangan mah banyak siswa yang menganggap negatip seperti itu. Contoh kaskus (cendol, gan), eh kasus maksudnya ada siswa lelaki yang suka sama siswi perempuan yang penulis ajar, layaknya seorang guru kita harus selalu menyapa dengan senyuman kepada setiap murid, namun sikap tersebut malah ditanggapi lain oleh siswa laki-laki tersebut, dianggapnya bapak guru tebar pesona terus lah, cari muka lah (mangnya muka saya kemana ya dicari….kayaknya sejak lahir terus dibawa dech, hehe). But we don’t have to blame, itulah realita sosial yang ada, apa yang kita anggap baik belum tentu orang lain menganggapnya sama seperti yang kita pikirkan. No matter what it takes, keep smile, guys………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar